“Kok Gak Merasa Malu” PT.Sumber Sarana Utama Sebesar Ini Masih Meninggalkan Hutang 6 Juta Dengan Kades Kuang Ayar
OGANILIR KritisIndonesia.COM,- Proyek Tembok Penahan Tanah yang dikerjakan PT.Gajah Mada Sarana tersebut beralamat di Jalan Kapten Raya No:432 RT:05 Bukit Sangkal Kalidoni Palembang dengan anggaran APBN melalui BPBD OI dengan nilai Rp.8.395.099.000 Miliar yang berada di Desa Srijabo Kecamatan Sungai Pinang, sedangkan TPT yang berada di Desa Kuang Ayar Kecamatan Muarakuang dengan Nilai Rp.4.863.064.000 Miliar yang di kerjakan PT.Sumber Sarana Utama yang beralamat di Jalan Residen A Rozak Komplek PHDM No:03 RT:005 Kalidoni Palembang.Utama total hampir 13 Miliar, dan pekerjaan cor betonnya sudah retak dan baru beberapa bulan dikerjakan.
Dengan anggaran yang sangat besar tersebut terbagi dua paket yakni tembok penahan tanah yang ada di desa srijabo kecamatan sungai pinang dan satunya berlokasi di desa kuang ayar kecamatan muara kuang Kabupaten Ogan Ilir.
Menurut Ketua Komisi III DPRD OI Amir Hamzah saat diwawancara KritisIndonesia.com mengatakan, proyek tembok penahan tanah yang ada didesa srijabo tersebut bertujuan untuk menahan tanah jalan negara agar supaya jangan longsor.”ucapnya”.
Lanjutnya menjelaskan, tapi sangat disayangkan pihak pemerintah daerah kabupaten ogan ilir salah dalam penempatan pekerjaan tersebut, karna jalan negara tersebut bukan urusan pemerintah kabupaten ogan ilir namun itu urusan pemerintah pusat melalui balai pekerjaan umum provinsi sumsel.”jelasnya”.
Ditambahkan Ketua Gapeksindo OI Deswilton mengatakan, walaupun saat ini masih tahap pemeliharaan dengan menggunakan dana sisa lima persen apakah pekerjaan tersebut akan kembali sempurna, yang jelas menurut saya tidak akan sempurna dan cukup apa dana lima persen tersebut .
Lanjutnya mengatakan sangat disayangkan karna pekerjaan tersebut hanya membuang uang negara dengan sia sia dan percuma tidak ada manfaatnya sesuai dengan fungsi untuk menahan agar jalan negara tersebut jangan longsor.”ucapnya”.
Dua paket pekerjaan dengan menggunakan anggaran Dana APBN terkesan sia sia belaka, karna tidak berfungsi sebagai mestinya.
Seperti pembangunan tembok penahan tanah yang ada di desa kuang ayar kecamatan muarakuang, penempatan pembangunannya tidak ada fungsi, karna kenapa puluhan rumah dekat pembangunan tersebut tinggal menunggu saja longsornya apalagi saat ini musim hujan.
Seharusnya pembangunan tersebut bisa berfungsi untuk menahan rumah rumah warga yang saat ini sangat takut rumahnya nyebur kesungai, kalau kita lihat bersama pembangunan yang ada sekarang ini terkesan masa bodoh yang penting dibangun.”ungkap Deswilton”.
Sementara Kades Kuang Ayar Ansori saat dikonfirmasi kritisindonesia kemarin(23/12) menjelaskan, untuk masalah pembangunan TPT yang ada di desa kuang ayar di bantu oleh BNPB melalui BPBD OI, dan alhamdulilah saat ini telah dilaksanakan pembangunan walaupun belum serah terima.
Pembangunan tersebut sebagian kecil telah dinikmati masyarakat tapi sebagian besar masyarakat belum bisa menerima manfaat pembangunan dan fungsi dari TPT tersebut.
Namum informasi yang kami peroleh dari BPBD itu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang, dan kalau masalah berapa dananya kami tidak tau sama sekali karna papan proyeknya sama sekali tidak ada.”jelasnya”.
Yang kami tahu cuma pembangunan TPT tersebut menggunakan Anggaran Pusat (APBN) yang telah dilaksanakan pembangunannya di desa kuang ayar dan kalau tidak salah dengar enam bulan kedepan baru serah terima dari Dinas PU Ogan Ilir ke kami.”itu informasi yang kami dapatkan ucap kades”.
Yang jelas mau tidak mau akan kami terima apa yang telah dilaksanakan mereka dan masalah untuk dicek sama yang diatas kami belum tau, begitu menurut mereka bagus atau tepat dengan sasaran kami belum tau. Tapi menurut kami kami tetap menerima karna sudah dibangun.
Dari awal pembangunan telah kami sampaikan kepada pihak ketiga yang mengerjakan TPT harus memasang papan proyek ternyata sampai selesai kami tidak pernah melihat papan proyek.
Yang jelas kami dari desa kuang ayar sedikitpun tidak tau berapa dana yang dianggarkan untuk membangun TPT itu dan kami sudah berusaha untuk meminta kepada pihak pemborong untuk memasang papan proyek agar masyarakat tau berapa besar nilai pembangunan TPT tersebut.
Usulan awal dari desa yang telah disetujui pihak desa pihak kecamatan maupun pihak kabupaten sepanjang 400 Meter untuk dibangunkan TPT, tapi pelaksanaanya hanya 32,8 Meter dari dana APBN Tahun 2020-2021.
Yang jelas pembangunan itu jau harapan dari usulan yang diajukan tidak sesuai, dari informasi dan laporan yang kami peroleh dari warga masyarakat tapi kami tidak melihat sendiri sisa besi besi pembangunan tersebut di jual oleh yang membangun TPT dan infonya satu ton dan bisa lebih.
Terus terang ini kami sampaikan yang melaksanakan pembangunan TPT itu sampai saat ini ada tunggakan hutang sebesar Rp. 6 Juta, untuk banyar uang makan sama PK (jaga malam).
Ya yang jelas untuk uang keamanan kami tutupi sendiri uang pribadi dan untuk uang masak/makan kami tutupi sebagian dengan uang pribadi kami sendiri.”ungkap Kades Kuang Ayar Ansori”.
Saat dimintai komentarnya Ibu Anita (46) mengatakan, Kami yang tinggal dipinggiran sungai dan dekat pembangunan TPT ini sangat takut apalagi kalau malam hari hujan dak bisa tidur karna takut terbis/longsor rumah kami.”ucap ibu Anita”.
Kami sangat menyayangkan kenapa pembangunan TPT ini tidak dipanjangkan agar puluhan rumah bisa terselamatkan tidak kena longsong dan tidak nyebur ke sungai, kalau pembangunan TPT ini sangat tidak bisa kami rasakan manfaatnya malah tidak bisa tidur diwaktu malam karna was was dan takut rumah kami nyebur kesungai.
Untuk tanah di TPT tersebut sudah sangat jau menurun di bawak air kesungai termasuk tumpukan karung disisi kanan dan kiri terbawa air hujan kesungai, yang jelas tumpukan karung di kiri kanan tersebut percuma tidak ada gunanya dan tidak ada manfaat sama sekali.”ungkap ibu Anita”.(Red)