OKU KritisIndonesia.COM,- | Hari pertama pertandingan Cabang Panahan Porprov Sumsel Ke XIII OKU RAYA yang mempertandingkan Devisi Recurve dan Devisi Compound didominasi oleh atlit asal Kabupaten OKU Selatan. Namun dari hasil tersebut diwarnai sejumlah protes dari Kabupaten lain. Pasalnya atlit panahan asal bumi Serasan Seandanan diduga bukan atlit asli daerah namun berasal dari Provinsi Lampung. Rabu (24/11).
Pantauan dilapangan, terlihat sejumlah kontingen Cabor Panahan merasa kecewa atas hasil pertandingan hari pertama Panahan, terlihat setelah hasil pertandingan seluruh kontingen Kabupaten Kota kecuali OKU Selatan meninggalkan lapangan pertandingan. Bahkan pada saat sesi penyerahan mendali hanya dilakukan oleh TD didampingi beberapa wasit dan perwakilan Koni OKU Selatan.
Ibnu Marwata pelatih Kontingen Panahan Kabupaten Musi Banyu Asin mengatakan kepada portal ini. Bahwa pihaknya sudah sangat mengenal atlit-atlit yang berasal dari Provinsi luar Sumsel seperti dari Lampung, dan Bengkulu. bahkan pihaknya memiliki data yang jelas Terkait atlit asal Provinsi luar Sumsel.
“Kami sudah sampaikan keberatan Terkait adanya atlit yang pernahembela daerah lain di luar Sumsel. Saya sebutkan yaitu Provinsi Lampung dan bengkulu dan itu sudah saya sampaikan pada saat Tehnikal Meeting (TM) dan keberatan itu sudah diterima, hasilnya atlit yang sudah pernah membela Provinsi lain yang dipakai oleh Kabupaten OKU Selatan sebanyak 4 orang dan 1 orang dipakai oleh Kabupaten Lahat sudah Diskualifikasi.
Namun disinyalir masih ada atlit yang berasal dari luar Provinsi Sumsel yang hari ini masih bertanding di ajang Porprov Ke XIII karena dari pihak panitia beralibi atlit tersebut mempunyai KTP dan KK daerah setempat,” Kata Ibnu kepada portal ini.
Diungkapkannya, pihaknya sudah membuka jalan untuk melakukan protes, namun Kabupaten lain tidak segigih pihaknya dalam melakukan protes Terkait adanya dugaan Atlit luar Provinsi Sumsel ikut bertanding di Even Panahan Porprov XIII Sumsel OKU Raya. Bahkan apa yang diperotes oleh pihaknya, Panitia Cabor Panahan tidak bisa menunjukkan berkas ke absahan terkait perpindahan atlit yang bukan atlit asal Provinsi Sumsel.
“Terkait mutasi atlit, aturannya sudah jelas hanya diperbolehkan untuk atlit yang berasal dari Sumsel berdasarkan panduan umum Terkait mutasi atlit. Dan tidak diperkenankan mutasi dari daerah luar Provinsi. Dari kemarin atlit yang kami duga berasal dari Provinsi laian sampai hari ini keabsahannya Terkait mutasi dari provinsi lain tidak pernah terungkap,” bener Ibnu.
Di soal mengenai apakah Tim Muba akan melakukan protes, dirinya menegaskan pihaknya tidak akan melakukan protes. Mengngit protes itu sendiri harus dilakukan pada saat sesi TM. Namun pihaknya tetap akan melaporkan ke PB PON.
“Meski kami dirugika namun kami tidak akan melakukan protes, karena mekanisme protes sudah kami lakukan maski tidak mendapat dukungan dari daerah lain. Kami yakin dengan kemampuan atlit kami, buktinya kami masih bisa mendapat Emas. Saya menghimbau kepada OKU Selatan saya yakin anak-anak itu (Atlit OKU Selatan Red) ada yang dari Lampung. Jangan tamak, berikanlah haknya untuk bisa bermain lebih fear,” ketus Ibnu.
Hal senda diungkapkan oleh Rizal yang saat itu datang secara khusus sebagai masyarakat untuk menyaksikan pertandingan Cabor Panahan. Dirinya merasa curiga dengan atlit dari Kabupaten OKU Selatan yang berkomunikasi dengan sesama atlit nya menggunakan bahasa Indonesia dengatblogat khas Lampung.
“Saya tidak yakin mereka ini atlit asli dari OKU Selatan. Logat mereka berbicara sama sekali tidak berlogat khas OKU Selatan. Bahkan mobil yang mereka gunakan oleh para atlit ini kebanyakan bernomor polisi BE bukan BG dengan sering V. Wajar saja kalau Kabupaten lain banyak yang merasa kecewa,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelatih Panahan Kabupaten OKU Selatan Ismaial Yanuardi mengatakan bahwa hasil dari yang didapat hari pertama pada pertandingan Cabor Panahan Porprov Sumsel Ke XIII OKU Raya merupakan buah dari usaha pihaknya yang sudah mempersiapkan sejak 6 bulan yang lalu dengan jumlah atlit sebanyak 16 orang.
“Hari ini kami sudah memastikan mendapat 10 Emas dari Devisi Recurve dan Devisi Compound. Hasil tersebut diluar target yang hanya 5 Emas dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. 6 bulan kami melakukan persiapan pemusatan latihan agar atlit kami dapat lebih siap untuk bertanding di ajang Porprov,” tutur Ismaial.
Secara terpisah, salah satu atlit OKU Selatan Fani Fernando yang berhasil meraih 3 Emas pada pertandingan hari pertama memberikan keterangan kepada portal ini yang tidak singkron dengan keterangan yang disampaikan oleh pelatih. Dimana dirinya mengaku persiapannya dilakukan selama 1,5 tahun dan dirinyapun mengaku berasal dari Desa Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.
“Saya lahir di Endang Rejo, dan keluarga saya tinggal di sana. Saat ini saya sudah mendaftar di salah satu Universitas di Lampung. Sebelumnya saya bersekolah di SMA Negri 3 Kecamatan Seputih Agung dan SMP nya juga di sana,” ungkap Fani Fernando usai pengalungan mendali. (SMSI OKU/Red)