OGANILIR KritisIndonesia.COM,- Proses belajar dan mengajar di tingkat Sekolah Dasar maupun sekolah menengah pertama sederajat dalam kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Kabupaten Ogan Ilir sampai hari ini senin (18/10) telah berlangsung 47 hari tetap menggunakan protokol kesehatan yang ketat.”ucap Dicky Syailendra Kadisdikbud OI”.
Lanjutnya menjelaskan,Sejak ahir bulan agustus yang lalu kita telah menjalankan pembelajaran tatap muka terbatas sesuai dengan Instruksi Mendagri dan Menteri Pendidikan serta diperkuat dengan Surat Edaran Bupati Ogan Ilir kami dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Ilir tetap mengontrol dan mengevaluasi proses pembelajaran tatap muka terbatas dan alhamdulilah sampai hari ke 47 ini kita tidak mendapatkan adanya kasus covid-19 baik di tingkat TK SD SMP sederajat.
Alhamdulillah pembelajaran tatap muka terbatas di ogan ilir berjalan lancar dan kondusif, selain itu juga tidak ada klaster klaster baru dan hingga hari ini senin tidak ada laporan siswa siswi baik dari tingkat TK SD SMP sederajat yang dinyatakan positif Covid-19.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, situasi pandemi di Ogan Ilir menunjukkan grafik landai dengan zona kuning atau risiko penyebaran Covid-19 tergolong rendah.
Meskipun saat ini Ogan Ilir zona kuning namun pembelajaran tatap muka terbatas tetap dilakukan sesuai rencana awal yakni dua bulan.
Kita telah menyampaikan dan menginstruksikan kepada 80 SMP dan 264 SD maupun sederajat di seluruh bumi caram seguguk ini untuk tidak mengendorkan protokol kesehatan
Untuk kapasitas kelas ruang belajar dan jam belajar tetap dibatasi karna untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus. Ruang belajar tetap 50 persen dan belajar tetap 2 jam per hari untuk tiap kelas yang dibatasi dan kita tentu tidak boleh lengah.
Kita dari Disdikbud Ogan Ilir tetap terus memantau dan mengawasi pembelajaran tatap muka terbatas ini sambil menunggu situasi pandemi Covid-19 selanjutnya. Jika kondisinya semakin membaik bukan tak mungkin akan ada penambahan jam belajar bagi siswa.
Jika situasi semakin membaik jam belajar bisa saja ditambah seperti ekstrakurikuler diadakan kembali. Terus misalnya kantin sekolah bisa saja dibuka Ini tergantung situasinya.
Saya tegaskan seluruh sekolah yang ada di bumi caram seguguk ini baik dari tingkat SD maupun SMP sederajat, meskipun tren kasus Covid-19 sedang menurun semua harus tetap meningkatkan kewaspadaan yang tinggi.
Intinya kalau situasi membaik maka peluang pelonggaran pembelajaran tatap muka terbatas itu ada dan jika belum membaik maka tentunya kita harus mengikuti arahan pemerintah dalam hal ini Mendagri.”ungkap Dicky Syailendra.”(Red)