OGANILIR KritisIndonesia.COM,-Dihari pertama pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Ilir Dikcy Salilendra hari ini selasa (31/8) mengecek langsung proses belajar mengajar di SMPN I Indralaya terkai pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas.
Dikcy Sailendra Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan OI saat diwawncara beberapa hari yang lalu menjelaskan mulai hari ini selasa (31/8) kita mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka untuk tingkat SMP baik itu negeri maupun swasta.
lanjutnya menjelaskan, ini berdasarkan Kesepakatan Tiga Menter dan diperkuat Surat Edaran Bupati Nomor : 402/1039/SMP.I/D.Dik.Bud-Kab.OI/2021 Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Tahun Pelajaran 2021/2022.”ungkap Dikcy”.
Kepala Sekolah SMPN I Indralaya saat di konfirmasi kritisindonesia selasa (31/8) menjelaskan, Sesuai dengan surat edaran dinas pendidikan ogan ilir kalau hari ini pertama pembelajaran tatap muka terbatas sejak beberapa tahun kita terkena pandemi covid-19 ini. Dan kami mematuhi semua yang sudah menjadi ketentuan dari pemkab.
Pertama bahwa siswa yang masuk hanya 50 persen dan dalam satu minggu mereka itu belajar tatap muka terbatas dua hari, nah dalam dua hari tersebut dalam satu hari siswa tersebut belajar hanya dua jam maksimal.
Kalau untuk prokes dari siswa masuk halaman sekolah mereka kita anjurkan diantar oleh orang tuanya, dan pagi pagi saya melihat dan menyaksikan sendiri siswa ini tidak ada yang naik angkot semua siswa diantar oleh orang tua mereka.
Dan mereka masuk halaman sekolah langsung kita ukur suhu lalu mereka langsung cuci tangan pakai sabun yang telah kami siapkan dan seluruh siswa kita tidak boleh lepas masker, begitu masuk ruang kelas dan dikelas mereka itu sudah kita kondisikan kelas itu maksimal berisi 16 meja dan kursi jadi kapasitas 50 persen dan jarak antar meja siswa itu 1,5 meter.
Dalam sehari itu kita atur dalam tiga ship jadi siswa nomor absennya 1-16 masuknya jam 07.30 – 09.30 wib untuk kelas VII kemudian jam 09.00-11.00 wib itu untuk kelas VIII dan jam 10.30-13.00 wib itu untuk kelas IX, jadi siswa siswi itu tidak terjadi penumpukan.
Jadi kelas VII masih belajar dikelas dan anak kelas VIII datang ditengahnya kelas VIII belajar dikelas dan kelas VII pulang dan seterusnya begitu tidak terjadi penumpukan. Dan waktu pulang siswa kami buka dua pintu gerbang itu usaha kita mencegah dan mengatasi jangan sampai terjadi penumpukan massa.
Kan para siswa ini punya kesempatan hadir kesekolah ini hanya dua hari pelajaran kita ada sepuluh, jadi satu hari itu saya instruksikan pada guru guru supaya dalam satu hari itu ada lima guru masuk kelas untuk mengasih materi belajar artinya satu guru maksimal 20- 25 menit jadi untuk tatap muka pertama ini pengenalan sama guru karna siswa banyak yang tidak kenal lagi sama guru gurunya.
Kalo masalah materi selama ini kita belajar daring jadi materi itu masih tetap kami lakukan, daring itu kami lakukan tapi luringnya sebagai penguatan saja memberikan motifasi kepada anak penguatan kepada anak mengingatkan anak kembali terhadap bahaya bahaya covid dan yang terpenting ada kontak fisik lainlah ketemu sama tidak ketemu belajarnya.
Sangking semangatnya siswa untuk belajar kembali disekolah tadi pagi jam 06.15 wib sudah ada anak yang hadir disekolah pada hal masuk sekolah jam 07.30 wib, jadi hari ini kerinduan siswa belajar dan guru mengajar terlihat jelas pada hari pertama tatap muka ini.
Untuk para guru kita hampir mayoritas sudah divaksin dan ada satu yang tidak bisa divaksin karna dia itu auto imun dan dia itu sudah dua kali datang ke puskes minta divaksin namun pihak puskes tidak berani untuk memvaksin nah yang seperti itu tidak kami izinkan masuk dan dia tetap mengajar secara daring. Guru guru yang datang untuk mengajar tatap muka tersebut bisa saya pastikan aman karna sudah divaksin.
Hampir 99 persen orang tua siswa mengizinkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas ini dan ada yang tidak diizinkan forsinya sangat kecil sekali, surat izin dari orang tua itu mutlak dan kalau orang tua tidak mengizinkan kami tidak berani.
Harapan kami agar covid ini cepat berahir biar ada kebijakan pusat para siswa ini bisa belajar penuh, dan kepada pemerintah kabupaten ogan ilir kami juga berharap kalau harapan sekolah ini sama dimana mana dan mungkin bisa belajar seperti biasa, tapi kalau memang kondisinya kita berada pada misalnya zona orenge merah itu sangat berbahaya saya kira kita tidak bisa memaksakan diri karna demi keselamatan dan kesehatan anak yang paling utama.”ungkapnya”.(Red)