Pengawasan Di Ponpes At Tauhiid Terkesan Asal Jadi Terbukti 14 Bulan Sang Predator Jalankan Aksinya Terhadap Santrinya
OGANILIR KritisIndonesia.COM,-Setelah terungkap ada oknum Junaidi ustad atau guru yang memiliki penyakit pedofilia di ponpes At-Tauhiid dengan banyak korban para santri lebih kurang puluhan santri usia 10-13 tahun.
Informasi yang didapat bahwa Wali santri bakal beramai-ramai menarik anaknya dari Ponpes Kampung At Tauhid yang berada di Desa Talang Pangeran Ulu, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir , pasalnya mereka takut menjadi korban predator selanjutnya.
Seperti diutarakan wali santri Des, Kamis (16/9), anak kami sudah belajar di ponpes at tauhiid ini lebih dari 3 tahun, walaupun sang predator pedofilia yang bernama Junaidi sudah ditangkap anggota polisi namun saya tetap mengkhawatir jika anak saya mondok atau menuntut ilmu agama di ponpes at tauhiid ini.
Yang jelas saya sebagai orang tua mau mengambil anak dari pondok pesantren at tauhiid tersebut, karna saya takut terhadap kejadian ini dan akan saya pindahkan tempat sekolah yang biasa saja, yang jelas tidak belajar di ponpes at tauhiid ini. Kalau soal mengaji dan ilmu agama saya akan memanggil ustazah untuk mengajari,”jelasnya
Menurutnya seharusnya pihak Ponpes At Tauhid lebih terbuka kepada wali santri, kepada wartawan, harusnya secara jelas memberikan keterangan jangan terkesan menutupi aib sang predator tersebut.
Inikan bukan aib lagi kalau tersangkanya sudah ditahan aparat kepolisian artinya predator pedofilia tinggal menanti hukuman sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya. Korbannya masih anak-anak lagi, otaknya dimana? Coba kalau anak dia yang disodomi, apa reaksinya? Bagaimana masa depannya?. Harusnya bilang saja kalau memang predator pedofil Junaidi itu pernah mengajar disini, dan kami tidak tahu kalau pelaku adalah predator dan sudah kami pecat, persoalan sudah diserahkan kepada pihak berwajib. Jangan jawabnya ini aib sebagai umat islam harus menutupi aib sesama muslim. Gila itu!
Mengatasnamakan sesama muslim, kalau salah ya katakan salah saja, jangan menutupi apa mungkin sang predator tersebut masih kerabat pengurus ponpes.
Itu tandanya takut kehilangan santri santri yang lagi mondok di ponpes ini,artinya pengawasan dalam ponpes tersebut terkesan apaadanya saja terbukti telah menyimpan sang predator sekseual telah melakukan sodomi terhadap santri santri usia 10-13 tahun selama 14 bulan ini.
Yang jelas kami selaku wali santri santri yang belajar di pondok pesantren ini akan menarik anak anak kami dari belajar di ponpes ini, sekali lagi karna kami takut dan lebih baik waspada serta menghindar belajar di ponpes tersebut.”tegasnya”.
Demikian juga wali santri lainnya Pak Agus mengatakan hal yang sama, Pokoknya saya mau ambil anak saya mau saya pindahkan sajalah. Padahal banyak harapan saya menyekolahkan anak disitu tapi kok malah begini.yang terjadi. Ya saya pindahkan ke ponpes lainnya sajalah yang lebih terakreditasi dan terjamin mutunya.”ungkapnya”.
Seperti yang diberita sebelumnya Humas Ponpes AT Tauhid Masrawi mengatakan pimpinan kami tidak memberikan kewenangan kepada kami untuk memberikan keterangan apapun terkait kasus ini.
Saya disini tidak diperkenankan untuk menyampaikan apapun terkait prihal ini, terkait kasus ini biarlah itu menjadi urusan kami urusan internal kami. Tolong aib ini jangan di qibah atau di umbar kepermukaan umum.”jelasnya”.
Masrawi juga menyampaikan sebagai sesama muslim seharusnya kita harus sama-sama menjaga nama baik.
Etika kita sebagai sesama umat muslim harus saling menjaga nama baik. Berkaitan peristiwa ini silahkan saudara gali di tempat lain seperti sumbernya di Polda Sumsel. Kami disini lembaga dakwah bukan lembaga bisnis yang mencari keuntungan.”katanya”.
Iapun keberatan dikarenakan jangan sampai para santri santri di terpa isu yang tidak terkait dengan mereka dan agar dapat fokus dalam mengenyam ilmu. Jadi harapan kami, mari kita jaga anak kita sebaik mungkin dan kami juga akan bertanggung jawab untuk anak-anak yang di titipkan di sini.”kata masrawi”.
Sekali lagi mohon maaf saya bukannya mengusir namun saya tidak ada kewenangan untuk memberikan keterangan kasus ini.”ungkap masrawi”
Hasil pantauan awak media dilokasi ponpes kemarin rabu (15/9), apa yang disampaikan Humas Ponpes dan Pengurus Ponpes At Tauhiid cenderung melindungi dan menjaga nama baik sang predator Junaidi karna tidak diperkenankan untuk menyampaikan apapun terkait sang predator seksual selama 14 bulan menyodomi para santrinya. (Red)