OGANILIR KritisIndonesia.com, – Potensi perikanan air tawar yang ada di Kabupaten Ogan Ilir saat ini baru terdata puluhan jenis ikan air tawar yang akan kita kembangbiakkan di Balai Benih Ikan Kabupaten Ogan Ilir.

Kepala Dinas Perikanan Bustanul Arifin mengatakan, yang jelas kami tetap berpedoman pada luasan wilayah, ya sedikitnya wilayah di ogan ilir ini 35 persen adalah perairan artinya lebih kurang 93 ribu hektar itu perairan sungai rawa-rawa.

Nah berangkat dari sana kami selaku pemegang mandat yang dipercayakan oleh Bupati Panca Wijaya Akbar wajib untuk mewujudkan visi misi bupati yang tertuang dalam LPJMD, salah satunya adalah untuk meningkatkan ekonomi rakyat melalui sektor perikanan artinya Dinas Perikanan wajib menjadi salah satu pilar ekonomi.

Dari sana kami berpikir untuk mengembangkan perikanan ini sesuai konsep yang ada, yang ada itu artinya kami menyesuaikan bidang-bidang yang sudah ada kemudian fasilitas yang ada di Kabupaten Ogan Ilir untuk dikembangkan dan dibesarkan agar lebih luas.

Nah dari situ kami berpikir pertama produk unggulan yang sudah kami coba rumuskan bersama pak bupati adalah pembangunan pabrik yang insyah allah tahun 2023 ini bisa dan akan di launching dan uji coba pertama di bulan desember tahun ini.

Kenapa kita berpikir begini sebab salah satu faktor utama yang menjadi kendala di masyarakat pembudidaya ikan adalah mahalnya harga pakan ikan. 

Makanya pak bupati berpikir bagaimana membuat terobosan sehingga masyarakat mendapatkan pakan ikan yang lebih murah dari harga pasar tetapi tetap berkuwalitas.

Setelah konsep itu kami langsung study tiru dibeberapa balai kementerian ahirnya pak bupati alhamdulilah bersedia membangun pabrik pakan yang saat ini sedang dikerjakan dan lokasinya berada di balai benih ikan lokal tanjung putus.

Oh ya untuk pembangunan pabrik pakan ikan tersebut kita menggunakan APBD (anggaran pendapatan belanja daerah ) murni, dan itu sudah menjadi sorotan dari kementerian karna insyah allah satu-satunya kabupaten di Indonesia yang berani dan mau beretikad baik untuk menganggarkan pembuatan pabrik pakan sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah terhadap faktor atau masalah utama yang dialami oleh masyarakat pembudidaya ikan.

Artinya pemerintah dalam hal ini sudah menyajikan salah satu solusi mahalnya harga pakan ikan terhentinya masyarakat pengusaha di bidang perikanan.

Sementara untuk kafasitas pabrik yang saat ini kita bangun dan sudah kita proses untuk sementara kisaran 500-750 kilo gram perjam artinya hampir satu ton perjam dan ini secara kalkulasi matematisnya itu tetap kurang untuk memenuhi seluruh kebutuhan pembudidaya ikan di Kabupaten Ogan Ilir tapi kita tetap bertahap.

Mudah-mudahan ini nanti melihat perkembangan dan ini berjalan lancar dan kita doakan saja pak bupati tetap memikirkan kelanjutan dari pembangunan atau perluasan pabrik pakan ikan tersebut.

Insyah allah kita sangat optimis karna kita sudah mengacu kepada pabrik-pabrik yang sudah ada di beberapa kementerian yang sudah jalan dan tinggal bagaimana nanti kita mrngembangkan membuat inovasi-inovasi baru tentunya yang bisa dirasakan masyarakat lain.

Masyarakat lain itu apa, masyarakat yang diluar budidaya ikan dapat merasakan manfaatnya dan juga kami berharap ada turunan pemenuhan bahan baku kita bisa menciptakan peluang baru pekerjaan baru untuk masyarakat.

Artinya pemerintah sudah memberikan manfaat langsung dari pembangunan pabrik pakan ikan ini bisa menciptakan lapangan baru kemudian secara otomatis juga berhasil menambah tingkat penghasilan ekonomi masyarakat.

Kemudian untuk hilirisasinya kita bisa memanfaatkan bundes-bundes dan kemarin bupati sudah mencanangkan untuk segera mrmpersiapkan bundesnya untuk dikelolah menjadi baik sehingga bisa bekerjasama dengan pemerintah kabupaten ogan ilir dalam hal ini dinas perikanan untuk menjadi semacam reseller atau juga pengembangan bisnis perikanan.

Sedangkan untuk bahan pakan ikan tersebut di kabupaten ogan ilir ini tidak ada kendala sama sekali, bahkan pak bupati menekankan kepada kami untuk berusaha meracik bahan-bahan dari lokal seperti yang akan kita kembangkan dan kita teliti sampah sawit atau serat nanas atau mungkin juga yang sudah ada perencanaan semacam penanaman pohon Indigofera  hasil dari pengembangan Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai alternatif pengganti tepung kedele dan itu sudah di uji di laboraturium dan kandungan proteinnya lebih tinggi kemudian juga seperti tepung ikan diganti dengan tepung magot.

Makanya pak bupati kemarin mengajak kami ke Banyumas untuk study tiru tentang tempat pengelolaan sampah, jadi hasil ahir pengelolaan sampah itu adalah berupa pakan magot untuk bahan pembuatan pakan ikan.”tutup Kadis Perikanan memaparkan.”(Red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here